tumbuhan air tawar

•November 1, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar

Tumbuhan air tawar

  1. Pengertian

tumbuhan air tawar merupakan organisme yang memiliki akar,batang dan daun untuk tumbuhan tingkat tinggi, serta melakukan proses photosintesis, yang mana seluruh atau sebagian siklus hidupnya berada di air tawar.

  1. Jenis jenis tumbuhan air
  2. Free floating ( terapung bebas)

contohnya : gondok Eichhornia crassipes

Deskripsi :

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.       Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut

manfaatnya :

  1. sebagai pembersih polutan  logam berat,
  2. sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan
  3. sebagai bahan alat tangkap ikan
  1. Floating attached ( terapung sebagian )

Contohnya : Teratai Nymphaea

Deskripsi :

Tanaman tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.

Manfaatnya :

  1. Memperindah perairan
  2. Sebagai obat diare
  3. Sebagai tempat melekatkan telur ikan pada kolam atau danau
  4. Submerged, emergent/feathery (sebagian kecil muncul di permukaan)

Contohnya : Fanwort Cabomba caroliniana

manfaatnya :

penghias untuk aquarium

Deskripsi :

Bercabang, tanaman fanwort terendam seluruhnya kecuali beberapa kecil (1 / 2 – 1 1 / 4 inci panjang) diatur secara bergantian panjang daun mengambang. Daun yang terendam sebaliknya, terikat oleh satu tangkai daun, tetapi di atas membentuk tangkai daun halus yang terpisah “kipas berbentuk” daun Fanwort memiliki ukuran (1 / 2 untuk 3 / 4 inci diameter) putih menjadi merah muda, bunga yang timbul dari ujung batang dan berdiri sedikit di atas permukaan air.

  1. Submerged,not feathery (di dalam kolom perairan)

Contohnya : Lagarosiphon lagarosiphon major

manfaatnya :

  1. berguna sebagai penyedia makanan dan tempat hidup ikan
  2. tempat berlindung organism air
  3. meletakan telur.

deskripsi :

lagarosiphon merupakan salah satu tanaman pengganggu,lagarosiphon dikatakan sebagai tanaman gulma karena mengganggu tanaman lain, karena dia menyebar dengan sangat cepat.

Lagarosiphon menyebar dengan cepat, menggusur tanaman asli dan membuat air idak bias mengalir dengan baik.lagarosiphon  Ini dapat tumbuh hingga 4 meter panjangnya.

  1. Emergent, narrow leaf (muncul,daun sempit)

contohnya : Para Grass Brachiara mutica

deskripsi :

sebuah spesies yang banyak di jumpai , rumput merayap menyebar melalui stolons, setek, dan benih. Batang menjulur ke atas dengan  akar di dasar, dan dapat mencapai hingga 8 meter tingginya, setelah berbulu bening dan sarung. Daun baling-baling adalah 4-12 inci panjang dan lebar ½ inci. Batang dapat sampai 12 inci, dengan menyebarkan berbagai cabang. Bulir kira-kira 0,12 inci, elips, dengan tulang punggung keunguan. Meskipun ada banyak kepala bunga yang dihasilkan oleh para rumput, produksi benih sangat miskin dengan kelangsungan hidup benih yang sangat sulit untuk bertahan.
manfaatnya :

  1. makanan ternak
  2. Tempat berlindung organisme kecil
  1. Emergent, broad leaf (muncul,daun lebar)

Contohnya : Water Poppy

Deskripsi :

“berumur pendek bunga kuning dengan pusat berwarna merah dan coklat, dilihat  dalam kelimpahan; bunga berdiri di atas air  dan Tebal, daun berwarna hijau tua mengkilat berbentuk hati, daun; 2-4 “panjang lebar daun, batang trailing Akan bertahan dalam air sampai 12-15 “dalam, tetapi lebih menyukai kondisi dangkal (6”); lebih sukahabitat yang kaya humus; manfaatnya :

  1. Bahan Baku Opium
  2. Penghias perairan
  1. Trees/shrubs (pohon /semak belukar)

contohnya  : Mimosa pigra

Mimosa pigra adalah polongan semak-semak, yang bisa mencapai tinggi 6m. Hal ini dipersenjatai dengan prickles berbasis luas hingga 7mm. Daun hijau terang dan bipinnate, terdiri dari tulang punggung berduri pusat 20 sampai 25cm dengan panjang sampai 16 pasang pinnae 5cm panjang, masing-masing dibagi menjadi pasang selebaran 3-8 mm lama. Daun sensitif dan lipat ketika menyentuh dan pada malam hari. Bunga warna ungu muda atau pink,  kepala subglobose pedunculate diameter 1cm, masing-masing berisi sekitar 100 bunga. Setiap kepala bunga menghasilkan kelompok 10 hingga 20 seapods, yang kemudian matang dan pecah menjadi beberapa segmen, masing-masing berisi sebuah biji berbentuk persegi panjang. Rambut pada segmen memungkinkan mereka untuk mengapung di atas air dan tongkat untuk rambut atau pakaian, sehingga membantu dalam penyebaran. Masak bibit cokelat muda sampai cokelat atau hijau zaitun. Mimosa sulit diunggulkan. Benih dapat bertahan setidaknya 23 tahun di tanah berpasir, tapi kelangsungan hidup benih berkurang lebih cepat di lapangan tanah liat. Mimosa pigra berkecambah dapat sepanjang tahun jika tanah basah tetapi tidak banjir Namun, sebagian besar perkecambahan terjadi pada awal dan akhir musim hujan.
manfaatnya :

  1. sebagai tempat hidup babi,
  2. menyediakan tempat hewan endemic

Sumber :

http://www.pondsplantsandmore.com/Water_Poppy_Hydrocleys_nymphoides_p/pft%20       water%20poppy.htm

http://aquaplant.tamu.edu/database/submerged_plants/fanwort.htm

http://wikipedia.org/teratai.htm

http://wikipedia.org/ecenggondok.htm

http://www.ces.ncsu.edu/depts/hort/consumer/factsheets/water-garden/floatingplants/hydrocleys_nymphoides.html

 

parameter oseanografi

•November 1, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar

PENDAHULUAN

Budidaya laut merupakan salah satu usaha perikanan dengan cara pengembangan sumber-dayanya dalam area terbatas baik di alam terbuka maupun tertutup. Tempat untuk budidaya laut, demikian pula untuk air tawar, harus mempunyai fasilitas alami tertentu, terutama persediaan air yang sangat cukup, dengan suhu, salinitas dan kesuburan yang sesuai (BARDACH et al. 1972 ). Dalam hal ini penting diperhatikan pula bahwa pengusaha budidaya menjalankan pengawasan melalui pemilikan, hak sewa menyewa atau cara lain untuk menjalankan pengawasan. Di Laut sistem demikian menimbulkan masalah, karena orang masih mempunyai pandangan bahwa laut adalah milik kita bersama.

Sementara itu masalah penyediaan air bagi budidaya laut tidak sulit dan bahkan tidak ada. Hal ini tentunya berbeda dengan budidaya air tawar dan air payau yang dalam banyak hal harus memperhatikan tersedianya sumber air seperti sungai, danau, atau pasang surut yang mengatur secara alami keluar-masuknya air dari laut. Namun pertama-tama sangat diperlukan adalah kualitas air yang cocok bagi kehidupan normal yang dibudidaya. HICKLING ( 1962 ) menyebutkan misalnya bahwa dalam kolam ikan, air yang bersifat netral atau basa nampak lebih produktif daripada air bersifat asam. Air laut normal selalu bersifat basa dan kondisi demikian diperlukan bagi kehidupan biota laut. Faktor-faktor lain yang mensifati kualitas air laut antaranya adalah salinitas, suhu dan kandungan oksigen.

Dalam era pembangunan Indonesia sekarang ini, idustri berkembang dengan pesat sementara penduduk pun bertambah dengan pesat pula. Perkembangan industri telah membawa kita ke kehidupan yang lebih baik daripada di masa-masa silam. Sementara itu pertambahan penduduk memberikan persediaan tenaga kerja yang melimpah. Namun dibalik itu dampak negatif sudah mulai terasa di beberapa sektor kegiatan, diantaranya adalah budidaya laut. Industri di darat maupun di pantai telah menghasilkan limbah yang tak terkendalikan sehingga menghasilkan pencemaran air yang sebagian terbawa ke laut. Demikian pula pertambahan penduduk telah pula menimbulkan pemukiman-pemukiman yang tak sehat, baik di kota maupun di pantai. Dari kegiatan penduduk yang demikian dihasilkan pula limbah rumah tangga yang ikut mencemari laut melalui sungai-sungai atau langsung.

Dari keadaan di atas maka persyaratan kualitas air untuk budidaya laut ataupun budidaya air tawar yang dimasa silam tidak melibatkan banyak parameter, sekarang harus dimasukkan pula berbagai jenis bahan pencemar sebagai pertimbangan.

Makalah ini disajikan untuk memberikan gambaran tentang kualitas air laut yang diperlukan untuk suatu usaha budidaya laut, agar nantinya tidak timbul masalah yang menghambat usaha budidaya laut dan mempengaruhi mutu hasil yang dikehendaki.

PEMBAHASAN

Suhu

variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap  jenis / spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan peningkatan suhu peningkatan aktivitas metabolisme ikan penurunan gas (oksigen) terlarut efek pada proses reproduksi ikan ekstrim: kematian kultur

 

Hubungan Suhu Dengan Kandungan Oksigen Terlarut (DO)

 

suhu air kandungan oksigen terlarut
0°C 14,18 ppm
5°C 12,34 ppm
10°C 10,92 ppm
15°C 9,79 ppm
20°C 8,88 ppm
25°C 8,12 ppm
30°C 7,48 ppm

 

 

 

 

Kisaran optimal suhu (umum) : 28-32°C  konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat tubuh/jam Pada suhu rendah (<25°C) konsumsi oksigen meningkat; 3,2 mg/g berat tubuh/jam

 

Hubungan suhu dengan Ph

derajat keasaman air

pH = -log (H)+

ukuran konsentrasi ion Hidrogen (mol per Liter) menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan

 

Catatan.

Air (H2O) berasosiasi sempurna –ion H+dan OH-berimbang

pH air murni = 7

Semakin tinggi konsentrasi ion H+ konsentrasi ion OH-rendah

pH <7

pH asam

Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme

CO2 + H2O àH2CO3àH++ HCO3à2H++ CO32-

 

Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi

àreaksi bergerak ke kanan

àpelepasan ion H+ àpH air turun (cenderung asam)

 

Penurunan / penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh fitoplankton

àpH air naik (cenderung basa)

 

pH rendah (keasaman tinggi)

àpenurunan oksigen terlarut

àkonsumsi oksigen menurun

àpeningkatan aktivitas pernapasan

àpenurunan selera makan

 

Rentang toleransi pH : 6.5 –9.0

pH optimal: 7.0 –8.5

Fotosintesis (siang hari) menggunakan CO2

Respirasi (siang –malam) menghasilkan CO2

àCO2 terlarut tinggi pada malam hari (pH cenderung rendah)

 

Hubungan antara pH air dan kehidupan hewan (ikan) budidaya

 

 

Ph Air Kondisi tubuh

 

 

0.5 Air bersifattoksik

 

 

5 –6.5 Pertumbuhan ikan terhambat; pengaruhpada ketahanantubuh

 

 

6.5 –9.0 Pertumbuhan optimal

 

 

>9.0 Pertumbuhan ikan terhambat

 

 

Air laut umumnya bersifat alkalis (pH > 7) karena bergaram

pH air tambak :

  • tanah dasar
  • konsentrasi CO2terlarut

Pengapuran dapat dilakukan untuk meningkatkan level pH yang terlalu rendah

 

 

Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)

 

  • Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas

tersebut sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu

tempat, suhu dan salinitas.

  • Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg,

dan kelarutan gas menurun 1,4 %.

  • Kelarutan oksigen di medium cair menurun seiring dengan naiknya
  • suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut

 

Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:

 

1.Suhu air

2.Tekanan atmosfir

3.Kandungan garam-garam terlarut

4.Kualitas pakan

5.Aktivitas biologi perairan

 

(Reid & Wood,1976 dalamKoestawa,1989).

Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2dari atmosfer serta

aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya.

 

Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung :

 

àKebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu

àKebutuhan konsumtif ~ metabolisme tubuh ikan

 

Fungsi oksigen:

 

1.Peranan dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)

2.Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan)

Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan :

 

  • Aktivitas ikan
  • Konversi pakan
  • Laju pertumbuhan

 

Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun

pertumbuhan menurun (tidak optimal)

Rentang tingkat DO optimal: ≥5 ppm

Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm

 

HUBUNGAN SALINITAS DENGAN SUHU

Semakin tinggi suhu maka salinitas akan meningkat seiring peningkatan kenaikan suhu.

Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut. Konsentrasi garam-garam dalam air laut jumlahnya relatif sama  Beberapa jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas yang luas (bandeng, kakap, nila, mujair)

  • Pengubahan salinitas air
  • penggantian air
  • penambahan air tawar

peningkatan salinitas di pengaruhi oleh :

  • suhu
  • intensitas cahaya yang masuk
  • kedalaman

 

penaeus monodon

•Oktober 30, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar

Pembenihan udang windu (Penaeus monodon) sekarang sudah berkembang di beberapa nagara termasuk Indonesia, sebenarnya merupakan kerja keras para ahli udang selama bertahun-tahun untuk memaksa induk udang yang tadinya sulit bertelur menjadi mudah bertelur. Hasil tersebut mulai dipraktekkan di Indonesia sejak tahun 1978 dengan teknik ablasi mata. Walhasil, petani tambak kita sekarang tidak harus bersusah payah menangkap benur di laut yang jumlahnya terbatas, tetapi dapat langsung memesan benih sesuai dengan kebutuhan di panti pembenihan, tanpa harus menunggu lagi musim benur (Sutaman, 1993).

Budidaya udang windu (Penaeus monodon) telah banyak dilakukan di berbagai negara yang memiliki perairan laut, sehingga produksinya dari tahun ke tahun terus meningkat sesuai dengan meningkatnya ilmu budidaya udang ini. Di Indonesia budidaya udang ini juga berkembang sangat pesat dari cara yang masih tradisional (ekstensif), sampai ke cara-cara yang lebih modern (intensif) dan hasilnya terus meningkat sesuai dengan meningkatnya lahan budidaya (Darmono, 1993).

Sebagai makhluk hidup, udang juga mempunyai musuh. Musuh ini dapat berupa hama yang menyerang udang secara langsung (pemangsa udang), maupun berupa jasad renik baik mjenis bakteri, virus, maupun parasit, sehingga merupakan kendala dalam budidaya yang dapat menurunkan hasil produksinya (Darmono, 1993).

Darmono (1993), menjelaskan bahwa banyak atau sediktnya keuntungan yang diperoleh dari usaha udang ini, tidak lepas dari penanganan panen dan pascapanennya, dan hal ini pun sangat tergantung pada kualitas udang yang dihasilkan. Penanganan pascapanen yang buruk dapat menyebabkan rusaknya udang, sehingga tidak memenuhi syarat untuk ekspor. Dengan turunnya kualitas udang, maka harganya pun menjadi jatuh dan dapat merugikan usaha tambak udang ini. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan dilaksanakannya praktek lapang Dasar-Dasar Akuakultur agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perbedaan prinsip kerja pada tambak ekstensif, semi-intensif, dan intensif serta mengetahui tahap persiapan trambak hingga pascapanen.

Hello world!

•Oktober 30, 2009 • 1 Komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!